Rabu, 18 Januari 2012

Kisah yang mengharukan dalam Tragedi "Titanic" Concordia

Film besutan James Cameron memberi gambaran mencekam, detik-detik menjelang tenggelamnya kapal pesiar Titanic di perairan Atlantik, 1912. Hampir 100 tahun berselang, suasana serupa merayapi ribuan penumpang kapal pesiar Costa Concordia, yang tengah berlayar di lepas pantai Italia.


Menurut harian Daily Mail, sekitar enam orang tewas dan lebih 4.000 penumpang lain termasuk awak kapal diselamatkan setelah kapal pesiar megah tersebut mulai tenggelam di tengah dinginnya malam pada Jumat waktu setempat.


Kapal pesiar itu sedianya membawa ribuan wisatan berlayar selama tujuh hari mengarungi perairan Mediterania. Namun, baru dua jam meninggalkan pelabuhan, kapal itu mengalami gangguan listrik, di dekat Pulau Giglio, lepas pantai Tuscan. 


Melihat tanda-tanda kapal segera karam, awak kapal segera meminta menghubungi penjaga pantai terdekat untuk membantu evakuasi penumpang. Suasana cukup membuat panik karena kapal mulai miring, membuat air menggenangi salah satu sisi di bagian dek bawah.


Di tengah ketakutan, ribuan penumpang diperintahkan mengenakan rompi pelampung. Sembari menunggu bantuan, awak kapal mulai menyelamatkan sebagian penumpang menggunakan sekoci sesuai prosedur keselamatan. Operasi penyelamatan berlangsung mencekam karena kemiringan kapal mencapai 20 derajat.


"Kami sedang makan malam ketika tiba-tiba lampu padam," kata seorang penumpang, Luciano Castro, kepada media Italia. "Sepertinya kapal menghantam sesuatu dan kemudian kami mendengar ledakan dan benda-benda jatuh ke lantai."


"Sang kapten segera berbicara lewat pengeras suara dan mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan listrik, tetapi tampaknya sangat aneh ketika kapal tiba-tiba miring ke satu sisi. Kacamata dengan mudah meluncur turun dari meja."


"Kami kemudian diperintahkan untuk mengenakan pelampung, kepanikan tak terhindarkan. Beberapa menit kemudian ada tujuh kali peluit yang berarti semua orang harus merapat ke sekoci. "


"Kami seperti keluar dari kapal Titanic." kata penumpang lain, Parmegiani Mara. "Anda bisa mengatakan langsung bahwa kapal itu menabrak sesuatu dan tidak ada kesalahan listrik."
Bisa Bertambah
Penumpang tewas belum teridentifikasi. Namun, salah satunya adalah seorang pria 65 tahun yang diyakini meninggal akibat tak tahan dengan dinginnya udara laut di malam hari. Jumlah penumpang tewas diperkirakan masih bertambah.


Selain sekoci, sebuah helikopter dan lima kapal lain yang berada di sekitar lokasi kejadian juga turut membantu evakuasi. Seorang pejabat dari Costa Concordia memastikan bahwa 3.200 penumpang kapal dan sekitar 1.000 awak telah dievakuasi ke Pulau Giglio. Akomodasi darurat juga telah disiapkan untuk mereka.


Namun, mereka belum dapat memastikan penyebab insiden tersebut. "Terlalu dini untuk mengatakan apa yang menyebabkan insiden ini," katanya, seperti dikutip harian Daily Mail.


Dengan kemewahan yang ditawarkan, kapal sepanjang 850 feet atau sekitar 259,08 meter itu memiliki tarif sekitar £1.200 atau sekitar Rp16,7 juta per penumpang per malam. Di website tertulis bahwa kapal itu dilengkapi sarana hiburan mewah seperti empat kolam renang, lima restoran dan 13 bar.


Tidak ada yang mengira kapal pesiar raksasa nan mewah Costa Concordia karam menerjang karang. Begitu pula para penumpangnya yang berjuang mati-matian menyelamatkan diri setelah kapal miring karena lambungnya yang robek.


Salah satu kisah yang mengharukan dialami oleh Nicole Servel, 60. Kisahnya dalam drama penyelamatan tersebut hampir mirip dengan pengorbanan Jack Dawson demi menyelamatkan Rose DeWitt Bukater dalam film Titanic.


"Saya berhutang nyawa pada mendiang suami saya," kata wanita asal Prancis ini seperti dikutip Emirates 24/7.


Dia mengisahkan suaminya berkorban nyawa demi menyelamatkan dirinya. Suaminya, Francis, memberikan satu-satunya jaket penyelamat kepada servel sebelum kapal itu karam.


"Suami saya menyuruh 'Lompat, lompat!', dan menambahkan 'Jangan cemas, aku akan baik-baik saja' pada saya," tutur Nicole.


Naas, suaminya tidak pernah terlihat lagi semenjak itu. Liburan yang seharusnya menyenangkan hadiah dari anak-anak mereka harus berakhir menyedihkan hilangnya Francis. Dia termasuk dalam 29 orang hilang yang masih terus dicari oleh tim penyelamat di kapal Concordia dekat pulau Giglio Italia.


Selain kisah sedih, kisah penyelamatan juga dialami oleh pengantin baru asal Korea Selatan. Pasangan berusia 29 tahun ini termasuk yang beruntung dapat diselamatkan setelah hampir setengah bagian kapal tenggelam.


Teriakan mereka terdengar oleh tim penyelamat. Menurut stasiun berita BBC, saat ini pasangan yang tidak disebutkan namanya itu berada dalam keadaan sehat.


Lain lagi cerita seorang kru kapal, Manrico Giampedroni, yang ditemukan dengan luka serius di lengan. Pria 57 tahun ini ditemukan tim penyelamat setelah terjebak menahan sakit selama 36 jam di bagian kapal yang tenggelam.


Menurut surat kabar Italia, Giampedroni termasuk staf senior kapal yang menangani sekoci penyelamat. Saat kapal mulai oleng, ia terjatuh dan tangannya patah. "Saya tak pernah kehilangan harapan untuk diselamatkan," katanya mengomentari durasi terjebaknya yang panjang.


Hingga kini proses pencarian korban masih terus berlangsung. Polisi juga tengah menyelidiki penyebab pasti tenggelamnya Costa Concordia, mengingat cuaca sedang bagus saat kejadian.


Sebelumnya, beredar transkrip percakapan antara kapten kapal, Fransesco Schettino, dengan penjaga pantau pelabuhan Italia Gregorio De Falco. Mereka bersitegang karena Schettino menolak kembali ke kapal untuk menyelamatkan para penumpang dengan berbagai alasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar